whisk mixer, ayakan 60 mesh, wadah es krim 100ml, dan freezer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan untuk pembuatan es krim rumput laut, pengujian kadar lemak, protein, dan vitamin C, dan organoleptik. Bahan yang digunakan untuk pembuatan es krim rumput laut yaitu rumput laut E.spinosum, susu bubuk MembuatEs Krim Menggunakan Metode Kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan (atom, ion, atau molekul) menjadi pertikel-partikel berukuran koloid. SistemKoloid (selanjutnya disingkat "koloid Koloid dalam es krim dibuat dengan cara dispersi mekanik yaitu dengan mengubah partikel - partikel kasar menjadi partikel koloid dengan menggunakan mixer. Siapkan (bahan membuat es) 7. Masukkan hasil saringan bayam. 8. Aduk merata dengan mixer 5 - 10 menit. 9. Tuangkan Fast Money. KI. Pengertian Sistem Dispers Dan Sistem Koloid Sistem dispersi adalah system yang terdiri atas dua komponen, yaitu fase terdispersi tersebar dan fase pendispersi penyebar. Sedangkan system koloid adalah system dispers yang bersifat antara homogen dan heterogen. 1. Dispersi kasar suspensi partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm. 3. Dispersi koloid partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm – 100 nm. 3. Dispersi molekuler larutan sejati partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm. Komponen-Komponen Koloid Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium berbedanya hanya ukuran fase terdispersinya. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Perbedaan antara Larutan sejati, Sistem Koloid dan Suspensi Larutan Sejati Sistem Koloid Suspensi 1. ukuran partikel > 1 nm Ukuran partikel antara 1 nm – 100 nm Ukuran partikel < 100 nm 2. satu fase dua fase dua fase 3. jernih agak keruh keruh 4. homogen antara homogen dan heterogen heterogen 5. tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring 6. tidak mengendap Tidak mengendap mengendap 7. stabil stabil tidak stabil 8. amikron, dapat dilihat dengan mikroskop elektron submikoron, dapat dilihat dengan mikroskop ultra micron,dapat dilihat dengan mikroslop biasa 2. JENIS-JENIS KOLOID Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. – koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol. – koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. – koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih. Tabel Macam-macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Koloid Contoh gas cair Busa, buih Krim, busa sabun gas padat Busa padat Batu apung, karet busa cair gas Aerosol cair Kabut, awan cair cair emulsi Susu, scot emulsion cair padat Emulsi padat Keju, mentega padat gas Aerosol padat Asap, abu padat cair sol Cat, kanji, tinta padat padat Sol padat Intan, kaca berwarna, paduan logam 3. Sifat-Sifat Koloid Sifat-sifat khas koloid meliputi a. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan system koloid. b. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. Gerak Brown hanya dapat diamati dengan mikroskop. Gerak Brown menunjukkan bahwa partikel-partikel koloid mempunyai energi kinetic. Gerak Brown c. Adsorbsi Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi penyerapan terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan. Contoh i Koloid FeOH3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. ii Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S-2 Koloid FeOH3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+ Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2- d. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. koagulan e. Elektroforesis Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell. Elektroforesis f. Dialisis Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semifermeabel. dialisis g. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan. Koloid Liofil sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya. Contoh sol kanji, agar-agar, lem, cat Koloid Liofob sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya. Contoh sol belerang, sol emas. 4. Krim Dan Gel Krim system koloid emulsi dalam bentuk setengah padat. Misalnya; es krim , krim pembersih, dan lain-lain. Gel system koloid sol dalam bentuk setengah padat. Misalnya; agar-agar, nutrigel, dan lain-lain. 5. Penggunaan Koloid Kegunaan koloid antara lain 1. Dalam bidang restoran untuk pengolahan atau sebagai bahan makanan misalnya; agar- agar, es krim susu, sirop, kecap, dan lain-lain. 2. Dalam bidang kecantikan untuk tata arias wajah, rambut dan kulit, misalnya; hair spray, parfum spray, krim bath, krim pembersih wajah, dan lain-lain. 3. Dalam bidang tata busana, misalnya; sabun cuci, pengharum pakaian, pelembut pakaian, pewarna tekstil, dan lain-lain. 4. Dalam bidang industri,misalnya; untuk memutihkan gula, menghilangkan bau pada minyak goreng, mengendapkan karet , membuat sarung tangan , dan lain-lain. 6. Pembuatan Koloid 1. Cara Kondensasi Cara kondensasi termasuk cara kimia. kondensasi Prinsip Partikel Molekular ————–► Partikel Koloid Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi 1. Reaksi Redoks 2 H2Sg + SO2aq à 3 Ss + 2 H2Ol 2. Reaksi Hidrolisis FeCl3aq + 3 H2Ol à FeOH3s + 3 HClaq 3. Reaksi Substitusi 2 H3AsO3aq + 3 H2Sg à As2S3s + 6 H2Ol 4. ReaksiPenggaraman Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer. AgNO3aq encer + NaClaq encerà AgCls + NaNO3aq encer 2. Cara Dispersi Prinsip Partikel Besar à Partikel Koloid Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia 1. Cara Mekanik Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan. 2. Cara Busur Bredig Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam. 3. Cara Peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi pemecah. Contoh – Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin. – Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan AlOH3 oleh AlCl3 KESIMPULAN Sistem koloid mengandung dua komponen yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi .Jenis koloid ditentukan oleh fase terdispersi dan medium pendis – persinya. Untuk membuat system koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu konden- sasi dan dispersi. Emulsi dalam bentuk setengah pada t disebut krim dan sol dalam bentuk setengah padat disebut gel. LATIHAN SOAL Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! Apa yang dimaksud dengan system koloid? Sebutkan perbedaan antara larutan sejati, koloid dan suspensi! Bagaimana cara membedakan antara larutan sejati dengan system kolid? Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi dari system kolid berikut asap b. Parfum spray c. kabut es krim e. jelly f. kecap Bagaimana cara membedakan antara system koloid dengan suspensi? Sebutkan 2 contoh system koloid yang banyak digunakan dalam bidang keahlian anda! Bagaimana cara mengetahui bahwa partikel koloid bermuatan listrik? Apa yang menyebabkan partikel koloid mengalami koagulasi? Apa bedanya krim dan gel? Bagaimana cara membuat krim dan gel? Diskusikan Campuran tepung tapioka dan air dapat membentuk suspensi dan juga dapat membentuk sistem koloid sol. Bagaimana cara membuat sistem kolid sol dari tepung tapioka dan air? Diskusikan jawaban anda dengan teman-teman anda! Membuat Es Krim Dengan Cara Sistem Koloid Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima komponen penyusun, yaitu krim, skim, air, gula, dan stabilizer. Kadar air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bisa creamy, 60-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar bahan kering adalah 38-40%. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums misalnya xanthan, e seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Membuat ice cream menggunakan metode kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan atom, ion, atau molekul menjadi pertikel-partikel berukuran dan kandungan es krim Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm, kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu Gambar 1. Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya disebut dengan maksimum 100 persen overrun. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket. Peran emulsifier Metode sederhana pengadukan dan pendinginan secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada dasarnya terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula ini tidak saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang menarik air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang membuat globula lemak tadi kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya, krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau minyak, tetapi jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat es krim. Penyelesaian sederhananya adalah dengan menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning telur, adalah contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu, salah satu bahan pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan mono- atau di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan lebih efektif. 2. Tujuan l Mengaplikasikan prinsip koloid dalam pembuatan es krim l Mengetahui cara membuat es krim dengan cara yang sederhana 3. Bahan • 500 cc susu segar • 200 gr gula pasir • 2 buah avokad yg sedang besarnya • 20 gr maizena, larutkan dengan sedikit air • 2 sdt kopi instan, cairkan dengan 3 sdm air panas Cara kerja Air susu dan vanili dipanaskan di atas api sampai mendidih. Sementara itu, telur ayam dikocok dengan gula sampai putih berbusa, lalu tuangi satu cangkir air susu panas terus diaduk sampai homogen. Campuran pada 2 kemudian dituangkan dalam sisa susu yang masih panas, terus diletakkan di atas api sambil diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari api, jangan ditunggu hingga mendidih. Adonan yang telah diangkat dari api, kalau perlu ditambah zat warna kuning, lalu biarkan dingin sambil kadang-kadang diaduk. Adonan es yang telah dingin dimasukkan dalam tempat yang terbuat dari aluminium, lalu dimasukkan dalam freezer pendingin, kemudian lemari es ditutup. Tiap setengah jam adonan es harus diaduk merata supaya esnya tidak kasar, kalau ada mixer, adonan yang mulai mengental diaduk dengan mixer sampai merata, kemudian dimasukkan lagi dalam freezer. ES KRIM Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sengkeran-interniran gegana nan terserah berperanan lakukan menyerahkan tekture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya gegana, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan plus bergajih. Es krim dengan rahim udara lebih banyak akan terasa kian cair dan lebih hangat sehingga tidak eco dimakan. Walaupun es krim tertumbuk pandangan andai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima onderdil penyusun, merupakan krim, skim, air, sukrosa, dan stabilizer. Bilangan air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi agresif, jika air terlalu terbatas maka es krim akan menjadi sesak padat. Untuk boleh creamy, 60-62% itu sudah matra yang teruji. Dengan demikian maka garis hidup bahan kering yaitu 38-40%. Internal pembuatan es krim terjadi 2 proses koloid, yaitu 1. Emulsi enceran Emulsi cair yaitu dimana satu zat hancuran terdispersi privat zat cair. Hal ini dibuktikan yaitu pencampuran lemak dengan air. Kandungan lemak dan air yang terkandung intern susu. 2. Pelembungan cair Ruap larutan adalah dimana suatu gas terdispersi internal zat cair. Peristiwa ini dibuktikan dengan pencampuran krim hasil pencampuran telur dan gula nan menghasilkan busa dan mencampurkan campuran tersebut kedalam zat cair yang berupa buah dada. Pembuatan es krim termasuk kedalam pembuatan produk koloid secara dispersi. Cara dispersi yakni dengan mengingkari atom-partikel kasar yang terdapat dalam sukrosa dan krim menjadi molekul koloid. Pembuatan es krim tepatnya dibuat dengan dispersi mekanik adalah dengan menggunakan mixer. Objek-target yang digunakan kerumahtanggaan pembuatan es krim adalah legit tetek, padatan susu tanpa lemak, sukrosa, alamat penstabil, emulsifier, flavor, dan total padatan. Lemak susu adalah bahan utama pembuat es krim. Legit susu mampu memberikan flavor nan kaya, sahaja tidak memberikan efek penerjunan bintik beku karena tidak larut serta membidik memperlambat lampias whipping pembusaan. Pertambahan kadar lemak bisa mencegah pembentukan batu belanda es yang raksasa sejauh proses pengentalan es krim. Padatan susu tanpa lemak susu skim memiliki komponen utama laktosa, protein, dan mineral. Laktosa menyerahkan rasa manis dan mempertahankan palatabilitas es krim. Zat putih telur meningkatkan kredit gizi, meningkatkan viskositas dan resistensi pelelehan, menaruh titik beku, menyerap sebagian air dalam adukan sehingga diperoleh tekstur yang lumat. Target enggak yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah sukrosa. Sukrosa digunakan sebagai sumur karbohidrat. Gula ibarat pemanis makanan sering digunakan dan berbimbing dengan rasa lezat serat disukai. Fungsi terdahulu sukrosa yakni mempertinggi citarasa sehingga bisa meningkatkan penerimaan konsumen. Konsentrasi sukrosa yang sesak janjang dapat menutupi citarasa yang diinginkan, cuma bila adv minim akan terasa dingin. Selain itu penambahan gula boleh meningkatkan kekentalan dan memperbaiki tekstur. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim yakni koloid hidrofilik yang dapat mengedrop konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil intan imitasi es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil nan seremonial digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yakni a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums, misalnya santhan, e seaweed extract misalnya semoga, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Pembuatan es krim sebenarnya sederhana saja, yakni sebaur bahan-incaran dan kemudian mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1 ruang angkasa akan berpadu lega suhu 00C. Tetapi, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun. Bintang sartan, cak bagi membekukan adonan es krim pun memerlukan suhu di bawah 00C. Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 00C, Namun, permukaan es nan berkontak berbarengan dengan gegana akan lekas naik suhunya mencapai 00C dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan konsisten 00C selama esnya belum semuanya mencair. Begitu juga disebut di atas, jelas paduan es krim tidak membeku pada suhu 00C akibat sifat koligatif penghamburan noktah beku. Bila ditaburkan rendah garam ke paduan es dan air tadi, kita mendapatkan keadaan nan berlainan. Air lelehan es dengan segera akan mencairkan garam yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung di enceran garam. Karena cair garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 00C, es akan turun suhunya sebatas titik beku air garam tergapai. Dengan perkenalan awal lain, campuran es krim tadi dikelilingi maka itu enceran garam nan temperaturnya lebih adv minim dari 00C sehingga kocokan es krim itu akan bisa mengkristal. Kalau campuran itu belaka dibiarkan semata-mata mendingin enggak akan dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan rapat pintar intan buatan-kristal es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan es krim nan enak di mulut, sejauh proses pemejalan tadi adonan harus diguncang-goyang. Pengocokan alias pengadukan campuran sepanjang proses pembekuan ialah kunci intern pembuatan es krim yang baik. Proses pengguncangan ini bertujuan ganda. Pertama, bagi mengecilkan format kristal es yang terbentuk; semakin kecil ukuran kristal esnya, semakin halus es krim yang terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran awan ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung udara nan tercampur ke intern adonan inilah yang menghasilkan pelembungan yang seragam homogen. Sebagai lampiran, pada komoditas komersil diberi emulsifier, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier lazimnya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan intern mewujudkan sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan nan baik. Sementara itu pencelup dan perasa bisanya majemuk tersangkut pada selera pasar.

cara membuat es krim dengan sistem koloid